1.
Pengertian
Salat Berjamaah
Tahukah
kamu apakah salat berjamaah itu? Salat berjamaah adalah salat
yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dan salah
seorang dari mereka menjadi imam, sedangkan yang lainnya menjadi makmum.
Nah,
salat lima waktu yang kita lakukan sangat diutamakan untuk dikerjakan
secara berjamaah, bukan sendiri-sendiri (munfarid).
Hukum
salat wajib berjamaah adalah sunnah muakkad, yaitu sunnah yang
sangat dianjurkan. Bahkan, sebagian ulama mengatakan hukum salat berjamaah
adalah fardu kifayah.
Keutamaan
salat berjamaah bila dibandingkan salat munfarid adalah
dilipatkan 27 derajat. Hadis Rasulullah saw.:
“Diriwayatkan
Ibnu Umar, Rasulullah saw. bersabda, “salatberjamaah lebih utama dibandingkan şalat
sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.”(H.R. Bukhari
dan Muslim)
Keistimewaan
lain bagi orang yang rajin salat berjamaah adalah akan dibebaskan oleh
Allah Swt. dari api neraka. Perhatikan keterangan dari hadis berikut
ini.
“Diriwayatkan
Anas bin Malik r.a., dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sesungguhnya
beliau bersabda: “Barangsiapa salat di masjid dengan berjamaah selama empat
puluh malam, dan tidak pernah tertingggal pada rakaat pertama dari salat Isya,
maka Allah akan membebaskan baginya dari api neraka.” (H.R.
Ibnu Majah).
2. Syarat Sah Salat Berjamaah
Salat berjamaah sah
apabila memenuhi syarat sebagai berikut.
a. Ada imam.
b. Makmum berniat untuk mengikuti imam.
c. salat dikerjakan dalam satu majelis.
d. salat makmum sesuai dengan salatnya imam (menurut
pendapat yang lain: salat makmum tidak harus sesuai dengan salat imam).
Kedudukan imam dalam salat berjamaah sangat penting.
Dia akan menjadi pemimpin seluruh jamaah salat sehingga untuk menjadi
imam ada syarat tersendiri.
Syarat menjadi imam adalah:
a) Mengetahui syarat dan rukun salat, serta perkara yang
membatalkan salat,
b) Fasih dalam membaca ayat-ayat al-Qur'an,
c) Paling luas wawasan agamanya dibandingkan yang lain,
d) Berakal sehat,
e) Balig,
f) Berdiri pada posisi paling depan,
g) Seorang laki-laki (perempuan juga boleh jadi imam kalau
makmumnya perempuan semua),
h) Tidak sedang bermakmum kepada orang lain.
Sedangkan syarat-syarat
menjadi makmum adalah:
a) Makmum berniat mengikuti imam,
b) Mengetahui gerakan salat imam,
c) Berada dalam satu tempat dengan imam,
d) Posisinya di belakang imam, dan
e) Salat makmum hendaknya sesuai dengan salat imam,
misalnya imam salat Asar makmum juga salat Asar (menurut pendapat
yang lain: salat makmum tidak harus sesuai dengan salat imam).
3. Makmum Masbuq dan Makmum Muwafiq
Makmum Masbμq adalah makmum
yang tidak sempat membaca surat al-Fatihah bersama imam di rakaat
pertama. Lawan katanya adalah makmum muwafiq, yakni makmum yang
dapat mengikuti seluruh rangkaian salat berjamaah bersama imam.
Jika kalian
dalam kondisi ketinggalan berjamaah seperti ini, perlu kecermatan dalam tata
cara menghitung jumlah rakaat. Untuk itu, perhatikan beberapa ilustrasi
peristiwa berikut. Penjelasan ini sangat penting, siapa tahu kalian pernah
mengalaminya:
Ilustrasi
1:
Pada saat makmum datang untuk berjamaah salat Asar, imam
masih berdiri pada rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan
membaca. Namun, sebelum selesai membaca al-Fatihah imam rukuk, maka
dalam keadaan ini makmum harus segera rukuk mengikuti imam tanpa harus
menyelesaikan bacaan al-Fatihah. Makmum semacam ini masih dinyatakan
mendapatkan seluruh rakaat bersama imam. Jadi, Pada saat imam menutup salat dengan
salam, makmum tersebut ikut salam.
Ilustrasi 2:
Pada
saat makmum datang untuk berjamaah salat Asar, imam sedang rukuk untuk rakaat
pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan membaca al-Fatihah meskipun
hanya satu ayat. Lalu, makmum segera rukuk mengikuti imam tanpa harus
menyelesaikan bacaan al-Fatihah. Makmum semacam ini masih dinyatakan
mendapatkan seluruh rakaat bersama imam. Jadi, pada saat imam menutup şalat
dengan salam, makmum tersebut ikut salam.
Ilustrasi 3:
Pada
saat makmum datang untuk berjamaah salat asar, imam sedang i‘tidal atau
sujud untuk rakaat pertama. Makmum berniat, takbiratul ihram, dan
langsung i‘tidal atau sujud bersama imam. Pada saat imam menutup salat
dengan salam, makmum berdiri lagi untuk menambah kekurangan rakaat yang
belum selesai.
4. Halangan Salat Berjamaah
Salat
berjamaah dapat ditinggalkan, kemudian melakukan salat sendirian
(munfarid). Faktor yang menjadi halangan itu adalah
a. Hujan
yang mengakibatkan susah menuju ke tempat salat berjamaah,
b. Angin
kencang yang sangat membahayakan,
c. Sakit
yang mengakibatkan susah berjalan menuju ke tempat salat berjamaah,
d. Sangat
ingin buang air besar atau buang air kecil,
e. Berada
di hadapan hidangan yang sudah siap tersaji,
f. Karena
baru makan makanan yang baunya sukar dihilangkan, seperti bawang, petai, dan
jengkol.
5. Cara Melaksanakan Salat Berjamaah
a) Salat berjamaah diawali dengan adzan dan iqamah,
tetapi kalau tidak memungkinkan cukup dengan iqamah saja.
b) Barisan salat (Saf)
di belakang imam diisi oleh jamaah laki-laki, sementara jamaah perempuan berada
di belakangnya.
c) Di dalam melaksanakan salat berjamaah seorang imam membaca bacaan salat
ada yang nyaring (jahr) dan
ada yang dilirihkan (sir).
Bacaan yang dinyaringkan adalah:
1) Bacaan takbiratul ihram, takbir intiqal, tasmi’, dan salam;
2) Bacaan al-Fatihah dan ayat-ayat al-Qur'an pada dua
rakaat pertama salat Magrib,
Isya, dan Subuh. Begitu juga dengan salat Jumat, gerhana, istisqa’, ’idain
(dua hari raya), Tarawih dan Witir;
3) Bacaan amin bagi imam dan makmum setelah imam selesai membaca al-Fatihah
yang dinyaringkan.
d) Makmum harus mengikuti gerakan imam dan tidak boleh mendahului
gerakan imam;
e) Setelah salam, imam membaca źikir dan doa bersama-sama
dengan makmum atau membacanya sendiri-sendiri.
6. Hikmah Salat Berjamaah
Perbandingan
pahala antara salat sendirian dan
dengan salat berjamaah, yaitu
satu berbanding 27 derajat. Hal ini karena salat berjamaah memiliki keutamaan, yaitu:
a)
menjalin silaturahmi antar
sesama;
b)
mengajarkan hidup disiplin,
saling mencintai, dan menghargai;
c)
menjaga persatuan, kesatuan,
dan kebersamaan;
d)
menahan dari kemauan sendiri
(egois);
e)
mengajarkan kepatuhan seorang
muslim kepada pimpinannya.
Sikap kecintaan
kepada salat berjamaah dapat
diwujudkan melalui perilaku sebagai berikut.
a)
Ketika masuk waktu şalat segera
menuju ke masjid dan mengumandangkan atau mendengarkan adzan.
b)
Ketika mendengar adzan segera
menuju masjid.
c)
Mengajak teman-temannya untuk salat
berjamaah.
d)
Suka menjalin tali silaturahmi
antara sesama di masjid.
e)
Senang mendatangi majelis
taklim untuk menuntut ilmu agama.
f)
Tidak suka membeda-bedakan
status sosial seseorang, karena kedudukannya sama dihadapan Allah Swt.
g)
Taat kepada pimpinan selama
tidak melakukan kesalahan. Apabila pimpinan salah kita wajib mengingatkan ke
jalan yang benar, temasuk di dalam taat kepada kedua orang tua dan guru.
h)
Menjaga persatuan dan
kesatuan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !