1. Menerapkan Hukum
Bacaan Panjang/Mad
t{abi<‘i<
Supaya
kalian dapat membaca ayat-ayat di atas dengan tartil, maka perlu
memahami ilmu tajwid. Perhatikan ketentuan hukum bacaan mad berikut
ini.
Mad artinya bacaan panjang, yaitu membaca panjang pada
huruf-huruf yang memiliki kriteria mad. Ada dua macam mad, yaitu mad t{abi<‘i<
atau mad as}li> dan mad
far‘i> atau
cabang-cabang mad. Bagian ini hanya akan membahas hukum t{abi<‘i<
atau mad as}li>.
Mad
t{abi<‘i<
artinya bacaan panjang dua harakat atau dua
ketukan. Bacaan mad yang dimaksud di sini adalah cara membaca huruf
dengan memanjang karena ada hukum mad. Ketentuan hukum bacaan mad sebagai
berikut.
a. Huruf alif (ا) atau
fathah berdiri. Apabila ada huruf alif didahului tanda baca fathah,
contoh: اِيَّاكَ atau tanda fathah berdiri,
contoh: مٰلِكِ , maka tanda baca fathah tersebut
dibaca panjang dua harakat atau dua ketukan.
b. Huruf wau (و).
Apabila ada huruf wau sukun sebelumnya bertanda baca domah, contoh:
الْمَغْضُوْبِ, maka tanda baca domah tersebut dibaca panjang dua harakat
atau dua ketukan.
c. Huruf ya (ي).
Apabila ada huruf ya sukun dan didahului tanda baca kasrah,
contoh: الَّذِيْـنَ , maka kasrah tadi dibaca panjang dua harakat atau
dua ketukan.
Perhatikan
contoh bacaan mad pada skema berikut ini!
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !