PEMERINTAHAN ISLAM DI MADINAH
Penanggalan Islam
Imam Al-Bukhari pernah berkata dari Sahl bin Sa’ad tentang penanggalan dan momentum yang dijadikan acuan dalam penanggalan tersebut. Ia berkata, "Mereka tidak menghitung penanggalan Islam dari diutusnya Nabi saw. sebagai Rasul Allah dan tidak pula dari hari wafat beliau. Tetapi, mereka menghitungnya dari kedatangan Rasulullah saw. pertama kali di tanah Madinah. Mereka sepakat bahwa Muharram adalah bulan pertamanya."
Abdullah bin Salam Masuk Islam
Suatu hari Abdullah bin Salam mendatangi Rasulullah saw. dan berkata, "Saya bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah dan engkau datang membawa kebenaran. Orang-orang Yahudi mengetahui bahwa aku adalah pemimpin dan putra pemimpin mereka. Aku adalah orang yang paling mengetahui dan putra orang yang paling mengetahui di antara mereka. Maka, undanglah mereka kemari dan mintalah mereka masuk Islam atas namaku sebelum mereka mengetahui bahwa aku telah masuk Islam, karena jika mereka mengetahui bahwa aku telah masuk Islam, niscaya mereka tidak akan mengikutiku lagi." Rasulullah saw. lalu mengirim utusan kepada kaum Yahudi. Kemudian mereka memenuhi panggilan Rasulullah tersebut dan masuk ke dalam rumah beliau. Rasulullah bersabda kepada mereka, "Wahai orang-orang Yahudi, celakalah kalian!! Bertakwalah kepada Allah. Demi Allah yang tiada tuhan kecuali Dia, sesungguhnya kalian telah mengetahui bahwa aku benar-benar utusan-Nya dan membawakan kebenaran untuk kalian. Maka, masuklah ke dalam Islam!" Mereka menjawab, "Kami tidak mengetahui hal itu." Mereka melontarkan jawaban itu sebanyak tiga kali kepada Nabi. Kemudian Rasulullah bersabda, "Bagaimana pandangan kalian tentang Abdullah bin Salam?" Mereka menjawab, "Dia adalah pemimpin kami sekarang dan putra pemimpin kami sebelumnya. Dia adalah orang yang paling mengetahui di antara kami dan putra dari orang yang sangat mengetahui." Rasulullah bersabda, "Apakah kalian sudah tahu bahwa ia telah masuk Islam?" Mereka menjawab, "Astaga! Tidak mungkin dia masuk Islam." Rasulullah bersabda, "Wahai Ibnu Salam, keluarlah!" Kemudian Abdullah bin Salam keluar, seraya berkata, "Wahai orang-orang Yahudi, bertakwalah kepada Allah! Demi Allah, Tuhan yang tiada tuhan selain-Nya, engkau telah mengetahui bahwa dia adalah utusan Allah yang datang dengan membawa kebenaran." Mereka berkata, "Engkau bohong!" Kemudian Rasulullah mengusir mereka keluar dari rumah beliau.
Al-Baihaqi pernah meriwayatkan dari Anas, ia berkata, "Ketika Abdullah bin Salam mengetahui kedatangan Rasulullah, ia sedang berada di wilayah kekuasannya. Kemudian ia menghampiri Rasulullah dan berkata, ‘Aku akan bertanya kepadamu tentang tiga hal yang hanya diketahui oleh seorang nabi. Apa tanda pertama datangnya hari kiamat, makanan apa yang pertama kali dimakan oleh penghuni surga, dan bagaimana seorang anak dapat lahir dari sepasang lelaki dan wanita?’ Rasulullah menjawab, ‘Baru saja Jibril datang dan mengabarkan kepadaku.’ Ia bertanya, ‘Jibril?’ Rasulullah menjawab, ‘Ya, benar.’ Abdullah bin Salam berkata, ‘Dia adalah malaikat yang sangat dimusuhi kaum Yahudi.’ Kemudian Rasulullah menjawab tiga pertanyaan tersebut, ‘Adapun tanda pertama datangnya hari kiamat adalah akan ada api yang keluar dari arah timur dan menggiring orang-orang ke arah barat. Sedangkan makanan pertama yang dimakan penghuni surga adalah hati ikan paus. Sedangkan terbentuknya anak adalah: jika air lelaki bertemu dengan air wanita, maka akan menjadi anak lelaki; dan jika air wanita bertemu dengan air lelaki, maka akan menjadi anak perempuan.’ Kemudian Abdullah bin Salam berkata, ‘Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah’."
Hadits di atas merupakan salah satu bukti kenabian beliau, karena hal itu baru terbukti di zaman modern ini, yakni air mani lelaki membawa benih lelaki dan wanita, sedangkan air mani perempuan hanya membawa benih wanita. Simpulannya, bahwa seluruh kelompok binatang bersperma (spermatozoon) apabila jantan, maka ia membawa benih jantan dan betina. Ilmu kedokteran modern baru menemukan hal itu, bahwa air mani lelaki dirumuskan dengan Y sedangkan air mani perempuan dirumuskan dengan X. Sedangkan yang menentukan janin akan berupa lelaki atau perempuan adalah Y yang terdapat dalam mani lelaki. Jika ia lebih dahulu masuk pada rahim perempuan, maka akan membuahi sel telur dan berbaur dengan air mani perempuan yang dirumuskan dengan X, sehingga keduanya akan menjadi YX yang berarti lelaki. Namun sebaliknya, jika yang lebih dahulu adalah air mani perempuan yang dirumuskan dengan X --yang juga dimiliki oleh mani lelaki--, maka potensi bayi yang akan lahir adalah wanita, yakni XX.
Hal ini telah disinggung Allah swt. pada akhir surat Al-Qiyamah,
"Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?"
Ayat tersebut menggunakan kata fa ja’ala minhu {ditulis Arab} (lalu Allah menjadikan daripadanya [kaum lelaki]), bukan fa ja’ala minhaa {ditulis Arab} (lalu Allah menjadikan daripadanya [kaum perempuan]). Ini menunjukkan bahwa jenis kelamin seseorang ditentukan oleh air mani lelaki. Jika air mani lelaki Y lebih dahulu masuk ke dalam rahim dan membuahi sel telur, maka Y akan bertemu dengan X dan akan menghasilkan janin lelaki. Sebaliknya, jika yang lebih cepat adalah mani perempuan X daripada Y, maka X akan bertemu dengan Y dan akan menghasilkan janin perempuan. Oleh karena itu, Allah swt. berfirman, "Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan." (Q.s. Al-Qiyamah: 39). Pada masa itu, tidak ada seorang pun ilmuwan yang mengetahui hal tersebut, karena yang menyatakan semua itu adalah Allah, Tuhan Yang Maha Menciptakan. Karena itu pula Allah swt. melanjutkan firman-Nya menegaskan bahwa Dia-lah yang Mahakuasa menghidupkan orang-orang yang telah mati. Allah swt. berfirman, "Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?" (Q.s. Al-Qiyamah: 40).
Benar, dan sekali-kali kami tidak akan pernah mengingkari, bahwa Engkau –ya Allah—adalah Tuhan Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Apa pun yang dibawa Muhammad, semuanya adalah dari-Mu, baik itu diungkapkan dalam hadits "Baru saja Jibril datang dan mengabarkan kepadaku" atau dalam firman-Mu "Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah." (Q.s. Yunus: 64).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !