Headlines News :

Cari di sini

Home » » 2. Kandungan Surah Al-Mujadalah/58: 11

2. Kandungan Surah Al-Mujadalah/58: 11

Written By Mochamad Fahmi on Sabtu, 03 Agustus 2013 | 09.40


 “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Muj±dalah/58: 11)



Surah al-Mujadalah/58 ayat 11 menjelaskan keutamaan orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan. Kalau surah ar-Rahman/55 ayat 33 menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan, maka ayat ini menegaskan bahwa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt.
Mengapa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya? Sudah tentu, orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini. Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi di banding orang yang tidak berilmu.

Akan tetapi perlu diingat bahwa orang yang beriman, tetapi tidak berilmu, dia akan lemah. Oleh karena itu, keimanan seseorang yang tidak didasari atas ilmu pengetahuan tidak akan kuat. Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu, tetapi tidak beriman, ia akan tersesat. Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan sesama.
Share this article :

11 komentar:

  1. Makasih kak ~ Materi buat ulangan besok nih

    BalasHapus
  2. Makasih Pak Buat UAS Besok Nih.. Makasih Tante, Ibu,Bapak,kakek,nenek,bibi,om,ade,kk dan lain lain

    BalasHapus
  3. Sejauh ini saya baru berani komit untuk mendalami ayat yang yang pertama diwahyukan kepada Rasulullah SAW.

    Beberapa tahun yang lalu saya kebetulan melihat tabel frekuensi nada musik diatonis yang memuat frekuensi nada 'DO' itu frekuensinya berapa, nada 'RE' itu frekuensinya berapa, nada 'MI' itu frekuensinya berapa, dan seterusnya. Angkanya aneh-aneh, selisihnya tidak konstan, cenderung naik seiring kenaikan nada.

    Saya hanya menemukan kekonstanan rasio (perbandingan) berupa frekuensi nada 'DI' dibagi frekuensi nada 'DO' sama dengan frekuensi nada 'RE' dibagi frekuensi nada 'DI' sama dengan frekuensi nada 'RI' dibagi frekuensi nada 'RE' dan seterusnya sama dengan 1,05 sekian-sekian. Saya jadi ingin tahu ada apa di balik angka 1,05 sekian-sekian ini. Berbekal matematika yang terbatas, saya coba merunut rumus-rumus frekuensi sebagai perwujudan komitmen saya mendalami ayat pertama yang diwahyukan kepada Rosulullah SAW, apa kehendak Alloh saat menciptakan indera pendengaran manusia.

    Tiga hari tiga malam saya berkutat dengan rumus-rumus matematika yang tak tentu arah, karena belum tahu ke mana rumus-rumus tersebut harus saya arahkan. Namun setelah puluhan lembar kertas coretan rumus, saya mulai menemukan titik terang. Setelah menemukan arahnya, ternyata tidak sebegitu rumit namun sangatlah unik.

    Dalam satu oktaf ada 12 nada yang terdiri dari 7 nada mayor dan 5 nada minor. Setiap naik satu oktaf, frekuensi akan berlipat 2 kali lipat. Ini berarti setiap naik satu nada, frekuensi harus dikalikan dengan 2 akar pangkat 12 (atau akar pangkat 12 dari 2) yang besarnya adalah 1,05 sekian-sekian.

    Menyadari hal ini, saya seperti digampar telak dengan suatu kenyataan. Kenyataan berupa Alloh menciptakan manusia dengan satu pola keteraturan yang sangat unik.

    Saya jadi bersyukur sekaligus malu, bagaimana tidak, setelah Alloh telah menciptakan manusia dengan keteraturan yang sedemikian unik, berani-beraninya kita manusia melalaikan ke-maha-asihan Alloh, berani-beraninya kita manusia melalaikan ke-maha-sucian Alloh, berani-beraninya kita manusia melalaikan ke-maha-besaran Alloh, berani-beraninya kita manusia melalaikan ke-maha-adilan Alloh?

    Sejak mengalami peristiwa tersebut, setiap kali saya bertakbir, jelas takbir saya bebeda dengan takbir sebelum mengalami peristiwa tersebut, setiap kali saya bertasbih, jelas tasbih saya berbeda dengan tasbih sebelum mengalami peristiwa tersebut, setiap kali saya mengucap hamdalah, jelas hamdalah saya berbeda dengan hamdalah sebelum mengalami peristiwa tersebut. Bedanya adalah, kini lebih mendalam di kalbu.

    Ternyata pula, berawal dari motivasi dasar mendalami Al-Iqro ayat pertama, ternyata saya juga sekaligus mendapatkan surah Al-Mujadalah ayat 11 ini.

    Alkhamdulillahi robbil aalamiin
    Allohu akbar

    BalasHapus
  4. Terima Kasih.... Atas Penjelasannya

    Semoga Sukses...

    BalasHapus
  5. Terima kasih pak , berguna buat saya

    BalasHapus

Terima kasih atas Komentar Anda!

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Merajut Ukhuwah, Menuai Rahmah - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template