“Wahai orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka
lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila
dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Muj±dalah/58: 11)
Surah al-Mujadalah/58 ayat 11 menjelaskan keutamaan
orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan. Kalau surah ar-Rahman/55 ayat
33 menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan, maka ayat ini menegaskan bahwa
orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah
Swt.
Mengapa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat
derajatnya? Sudah tentu, orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan luas
akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau
mengelola apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini. Ini artinya tingkatan
orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi di banding orang yang tidak
berilmu.
Akan tetapi perlu
diingat bahwa orang yang beriman, tetapi tidak berilmu, dia akan lemah. Oleh
karena itu, keimanan seseorang yang tidak didasari atas ilmu pengetahuan tidak
akan kuat. Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu, tetapi tidak beriman, ia
akan tersesat. Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan sesama.
Makasih kak ~ Materi buat ulangan besok nih
BalasHapusMantap
BalasHapusberguna kak, trimakasih
BalasHapusMakasih Pak Buat UAS Besok Nih.. Makasih Tante, Ibu,Bapak,kakek,nenek,bibi,om,ade,kk dan lain lain
BalasHapusSejauh ini saya baru berani komit untuk mendalami ayat yang yang pertama diwahyukan kepada Rasulullah SAW.
BalasHapusBeberapa tahun yang lalu saya kebetulan melihat tabel frekuensi nada musik diatonis yang memuat frekuensi nada 'DO' itu frekuensinya berapa, nada 'RE' itu frekuensinya berapa, nada 'MI' itu frekuensinya berapa, dan seterusnya. Angkanya aneh-aneh, selisihnya tidak konstan, cenderung naik seiring kenaikan nada.
Saya hanya menemukan kekonstanan rasio (perbandingan) berupa frekuensi nada 'DI' dibagi frekuensi nada 'DO' sama dengan frekuensi nada 'RE' dibagi frekuensi nada 'DI' sama dengan frekuensi nada 'RI' dibagi frekuensi nada 'RE' dan seterusnya sama dengan 1,05 sekian-sekian. Saya jadi ingin tahu ada apa di balik angka 1,05 sekian-sekian ini. Berbekal matematika yang terbatas, saya coba merunut rumus-rumus frekuensi sebagai perwujudan komitmen saya mendalami ayat pertama yang diwahyukan kepada Rosulullah SAW, apa kehendak Alloh saat menciptakan indera pendengaran manusia.
Tiga hari tiga malam saya berkutat dengan rumus-rumus matematika yang tak tentu arah, karena belum tahu ke mana rumus-rumus tersebut harus saya arahkan. Namun setelah puluhan lembar kertas coretan rumus, saya mulai menemukan titik terang. Setelah menemukan arahnya, ternyata tidak sebegitu rumit namun sangatlah unik.
Dalam satu oktaf ada 12 nada yang terdiri dari 7 nada mayor dan 5 nada minor. Setiap naik satu oktaf, frekuensi akan berlipat 2 kali lipat. Ini berarti setiap naik satu nada, frekuensi harus dikalikan dengan 2 akar pangkat 12 (atau akar pangkat 12 dari 2) yang besarnya adalah 1,05 sekian-sekian.
Menyadari hal ini, saya seperti digampar telak dengan suatu kenyataan. Kenyataan berupa Alloh menciptakan manusia dengan satu pola keteraturan yang sangat unik.
Saya jadi bersyukur sekaligus malu, bagaimana tidak, setelah Alloh telah menciptakan manusia dengan keteraturan yang sedemikian unik, berani-beraninya kita manusia melalaikan ke-maha-asihan Alloh, berani-beraninya kita manusia melalaikan ke-maha-sucian Alloh, berani-beraninya kita manusia melalaikan ke-maha-besaran Alloh, berani-beraninya kita manusia melalaikan ke-maha-adilan Alloh?
Sejak mengalami peristiwa tersebut, setiap kali saya bertakbir, jelas takbir saya bebeda dengan takbir sebelum mengalami peristiwa tersebut, setiap kali saya bertasbih, jelas tasbih saya berbeda dengan tasbih sebelum mengalami peristiwa tersebut, setiap kali saya mengucap hamdalah, jelas hamdalah saya berbeda dengan hamdalah sebelum mengalami peristiwa tersebut. Bedanya adalah, kini lebih mendalam di kalbu.
Ternyata pula, berawal dari motivasi dasar mendalami Al-Iqro ayat pertama, ternyata saya juga sekaligus mendapatkan surah Al-Mujadalah ayat 11 ini.
Alkhamdulillahi robbil aalamiin
Allohu akbar
sipp
BalasHapusTerima Kasih.... Atas Penjelasannya
BalasHapusSemoga Sukses...
Thx bruh
BalasHapusmantap
BalasHapusTerima kasih pak , berguna buat saya
BalasHapusHm..oke thanks
BalasHapus